REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO- Kementerian Transportasi Jepang Selasa (16/1/2024) mencabut sertifikasi keselamatan tiga model Daihatsu setelah memanipulasi uji keselamatan tabrakan. Model yang sertifikasi keselamatannya dicabut adalah Grand Max milik Daihatsu, TownAce milik Toyota, dan Bongo milik Mazda Motor.
Produksi di pabrik Daihatsu di Jepang masih dihentikan sejak akhir bulan lalu setelah panel independen yang menyelidiki perusahaan tersebut menemukan masalah yang melibatkan 64 model, termasuk hampir dua lusin model yang dijual dengan merek Toyota
Daihatsu, yang telah menjadi anak perusahaan sepenuhnya Toyota sejak tahun 2016, populer dengan jajaran kendaraan berukuran kecil di Jepang dan Asia Tenggara. Pesaingnya antara lain Suzuki Motor, yang memiliki pangsa pasar sangat besar di India.
Investigasi yang terungkap bulan lalu menemukan bahwa pelanggaran yang dilakukan Daihatsu mencakup masalah seperti laporan palsu tentang uji benturan sandaran kepala dan kecepatan pengujian untuk beberapa model.
Laporan tersebut menemukan bahwa kasus-kasus pelanggaran sangat umum terjadi setelah tahun 2014 dan, untuk salah satu kendaraan Daihatsu yang dihentikan produksinya, kasus ini terjadi pada tahun 1989.
Sementara itu, Toyota Motor Jepang berencana mengumumkan dalam waktu sekitar satu bulan ke depan langkah-langkah untuk merombak Daihatsu Motor setelah ditemukan skandal Daihatsu dalam uji keselamatan tabrakan.
“Kami menangani hal ini dengan sangat serius,” kata CEO Toyota Koji Sato kepada wartawan di Tokyo, Selasa (16/1/2024).
Ia mengatakan Toyota akan mempertimbangkan apakah akan mendobrak batasan apa pun antara bisnisnya dan Daihatsu sebagai bagian dari langkah tersebut. “Kami mungkin akan mengirimkan insinyur ke Daihatsu,” ujarnya.
Langkah potensial lainnya termasuk perubahan struktur kepemimpinan Daihatsu.